This study aims to determine anisometropia abnormalities in patients with refractive errors (ametropia) at SMK Letris 2, South Tangerang. This study uses descriptive quantitative methods by conducting objective and subjective examinations with 20 samples, namely students of class XII. From 20 patient samples, 18 patients were ametropia and 14 of them had anisometropia. If presented from 18 patients who experienced ametropia as much as 78% experienced anisometropia. This anisometropia is further categorized based on the power of refraction, namely absolute anisometropia, combined absolute anisometropia, and combined astigmatism anisometropia. The results of this study combined absolute anisometropia abnormalities accounted for the largest number with a percentage of 57% and treatment given to all patients with refractive errors were given glasses with maximum correction.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelainan anisometropia terhadap pasien yang mengalami kelainan refraksi (ametropia) di SMK Letris 2 Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan melakukan pemeriksaan objektif dan subjektif dengan 20 orang sampel yaitu siswa/i kelas XII. Dari 20 sampel pasien didapatkan hasil 18 pasien ametropia dan 14 diantaranya mengalami anisometropia. Jika dipresentasikan dari 18 pasien yang mengalami ametropia sebanyak 78% mengalami anisometropia. Anisometropia ini dikategorikan lagi berdasarkan kekuatan refraksinya yaitu anisometropia absolut, anisometropia absolut gabungan, dan anisometropia astigmatisme gabungan. Hasil dari penelitian ini kelainan anisometropia absolute gabungan menepati jumlah yang terbesar dengan presentase 57% dan penanganan yang diberikan kepada seluruh pasien yang mengalami kelainan refraksi diberikan kacamata dengan koreksi maksimal.