Peningkatan myopia yang sangat tinggi bukan saja mengancam perkembangan anak
secara pribadi tetapi juga bisa melemahkan perkembangan wilayah bahkan
perkembangan negara karena potensi manusianya tidak dapat berkembang dengan
maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketertarikan orang tua
terhadap penggunaan lensa terapi kontrol myopia bagi anak penderita myopia. Hal ini
menjadi penting untuk menegaskan bahwa penanganan myopia bukan saja pada koreksi
refraksi tetapi juga pada kontrol dengan menggunakan lensa yang tepat. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan kuisioner yang direspon oleh 100
responden di Jakarta dan sekitarnya. Kuisioner itu terkait dengan pandangan terkait
myopia dan bahayanya serta bagaimana respon responden terkait pemahaman mengenai
lensa untuk mengontrol myopia dan harga yang tepat bagi mereka. Data dianalisis dengan
cara mendeskripsikan jawaban responden terhadap kuisioner yang disebarkan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa responden mengaku memahami myopia dan
dampaknya tetapi tidak terlalu memahami atau tidak terlalu peduli akan dampaknya.
Sejumlah 56% responden tertarik akan lensa kontrol myopia dan angka lebih tinggi lagi
tertarik dengan lensa dan harga yang dianggap murah. Dengan harga yang wajar bagi
mereka, kontrol myopia lewat lensa bisa dilakukan.