Seiring dengan makin berkembangnya penjualan lensa anti radiasi blueray pada
bisnis optikal maka semakin dituntut pula seorang Refraksionis Optisien harus dapat
menjelaskan kacamata yang dapat membantu serta nyaman dipakai oleh pasien.
Dalam karya tulis ini penulis melakukan studi kasus di Optik Central yang beralamat
di Jalan Ahmad Karim No 3B, Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peminat lensa anti radiasi blueray di kalangan karyawan
dan pelajar dari studi kasus di Optik Central Bukittinggi, Sumatra Barat. Miopia
merupakan salah satu gangguan penglihatan yang prevalensinya tinggi di dunia dan
kelainan refraksi yang cukup serius di Indonesia. Sebagian pasien memilih jenis
lensa yang nyaman karena penggunaan waktu yang lama dengan kebutuhan yang
berbeda. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 99 orang pasien
dari penjualan yang di Optik Central Bukittinggi dengan keluhan mata lelah, perih,
dan sering sakit kepala karena sering menggunakan gadget seperti laptop, pc,
maupun handphone dalam keseharian. Sampel dari 6 orang pasien 4 orang pasien
memilih untuk menggunakan lensa anti radiasi blueray sebagai lensa hariannya. Dan
dari 4 orang tersebut terdiri dari 3 orang karyawan dan satu orang pelajar. Lensa antiradiasi blueray ini sangat diminati terutama di kalangan karyawan dan pelajar,
dimana yang kesehariannya sering terpapar sinar biru dari gadget seperti laptop dan
handphone. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan
melakukan wawancara pada tenaga refraksi yang menangani pasien.. Analisis data
dan hasil yang diperoleh dengan melakukan pengamatan terhadap hasil penjualan
lensa untuk kacamata yang digunakan oleh pelajar dan karyawan. Lensa anti radiasi
blueray sangat diminati oleh pelajar dan karyawan dibandingkan dengan lensa non
blueray.